Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump dan Ribut Protokol Kesehatan di Sekolah di Amerika

Reporter

image-gnews
Presiden A.S. Donald Trump mengunjungi pabrik Produk Medis Puritan yang memproduksi alat penyeka swab test Covid-19, di Guilford, Maine, Jumat, 5 Juni 2020. Selama kunjungan Trump tidak mengenakan masker dan sempat memegang alat penyeka yang diproduksi. REUTERS/Tom Brenner
Presiden A.S. Donald Trump mengunjungi pabrik Produk Medis Puritan yang memproduksi alat penyeka swab test Covid-19, di Guilford, Maine, Jumat, 5 Juni 2020. Selama kunjungan Trump tidak mengenakan masker dan sempat memegang alat penyeka yang diproduksi. REUTERS/Tom Brenner
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan tidak akan merevisi panduan untuk pembukaan kembali sekolah-sekolah di masa pandemi Covid-19 yang diharapkan dilakukan selepas musim panas di negeri itu. Pernyataan itu terkait dengan kecaman Presiden Donald Trump atas panduan atau protokol kesehatan yang sudah dibuat tersebut. 

Ketidaksesuaian antara presiden dengan penasihat tertinggi bidang kesehatan itu terjadi saat banyak orang tua dan para guru bingung bagaimana cara yang aman agar anak-anak mereka bisa kembali ke sekolah. Trump, menolak mengikuti saran sebagian pejabat bidang kesehatan, telah berulang kali menyerukan dibukanya kembali sekolah-sekolah sekalipun jumlah kasus baru infeksi virus corona di banyak negara bagian melonjak lagi.

Pada Rabu lalu, dia mengecam pedoman atau protokol yang sudah dibuatkan CDC jika sekolah ingin memulai kembali kegiatan belajar mengajar tatap muka. Trump, lewat cuitan di media sosial, mengatakan kalau protokol yang ada 'sangat keras' dan 'mahal'. Dalam cuitan yang berbeda, dia mengancam menghentikan pendanaan untuk sekolah yang menolak segera memulai kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka.

Trump menilai, ketika sekolah-sekolah diharapkan bisa segera dibuka kembali, CDC dianggapnya malah menerapkan hal-hal yang tidak praktis. "I will be meeting with them!!!" cuitnya ditujukan kepada CDC.

Panduan dari CDC untuk pembukaan kembali sekolah berisi langkah-langkah untuk melindungi anak-anak, termasuk di dalamnya menjaga jarak antar meja sejauh enam kaki (1,8 meter) dan anak-anak mengenakan masker kain. CDC juga menyarankan penutupan area komunal seperti kantin dan taman bermain, selain menginstalasi penghalang yang bisa melindungi anak-anak dari bersin satu sama lain, serta tetap tinggal di rumah ketika memungkinkan.

Robert Redfield, Direktur CDC, kelihatannya berubah setelah ada cuitan bosnya itu. Dia memang menyatakan tidak akan merevisi apa yang sudah ada tapi, dalam sebuah keterangan yang disampaikannya kemudian kepada para wartawan, Redfield meminta protokol yang sudah ada itu agar tidak digunakan alasan oleh sekolah untuk terus tutup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ingat, ini adalah panduan, ini bukan persyaratan, dan tujuannya adalah untuk memfasilitasi pembukaan kembali dan menjaganya terus buka," katanya

Keesokan harinya, Kamis, Redfield kembali menegaskan tidak akan mengubah apapun dari panduan atau protokol kesehatan yang sudah dibuat. Namun menyatakan akan menambahkan dokumen referensi untuk menolong komunitas membuka kembali sekolah tingkat dasar.

"Ini bukan sebuah revisi; ini hanya untuk menyediakan informasi tambahan untuk menolong sekolah-sekolah agar mampu menggunakan panduan yang sudah kami buat," katanya. Ditanya tentang penilaian Trump bahwa panduan itu terlalu keras dan tidak praktis, Redfield menjawab itu bergantung bagaimana menyikapinya.

Sebelumnya, seorang pejabat senior di CDC, Nick Valencia, mengatakan kalau sekolah harus menjadi yang pertama dipulihkan dan terakhir ditutup terkait dampak pandemi Covid-19. Alasannya, anak-anak perlu secara fisik berada di sekolah. Penilaian itu berbeda dari Anthony Fauci, ahli penyakit menular terkenal di AS, yang memperingatkan pemerintah harus mengendalikan pandemi secara ketat dulu jika ingin mengirim anak-anak kembali ke sekolah.

CNN | USA TODAY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

2 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders


FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

2 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024


TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.